Asal muasal tanaman lada (Piper
nigrum Linn) di Indonesia khususnya di Lampung berasal dari daerah Ghat Barat,
India. Tanaman lada dibawa oleh para penyebar agama hindu yang datang ke-Indonesia
abad pertama masehi sampai pada abad permulaan masehi. Pada masa kerajaan Sriwijaya
tanaman lada telah mulai dibudidayakan mengingat eratnya hubungan Sriwijaya
dengan kerajaan Chola Mandala. Hubungan
yang erat itu akhirnya runtuh setelah kerajaan Chola menghancurkan Sriwijaya,
datangnya tentara dari India turut serta membawa tanaman lada ke Sumatra.
Tanaman lada adalah termasuk salah
satu jenis tanaman yang telah lama diusahakan. Bukti itu dapat kita lihat di
Lampung yang begitu terkenal dengan tanaman ladanya, bukti tertulis sejak zaman
kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu kerajaan pasai yang menguasai
perdagaan lada di Lampung.
Lada Lampung |
Lampung
sudah menjalinan hubungan dagang dengan Sunda dan Jawa. Beberapa barang
komoditasnya antara lain kapas, emas, madu, lilin, rotan, lada,beras, dan hasil
bumi lainnya. Sesuai dengan catatan Tomé Pires bahwa kerajaan Sunda (regño de
Çumda)menjalin hubungan dagang dengan Tulangbawang dan Sekampung.Hubungan dagang tersebut berlangsung terus hingga masa
Kesultanan Banten. Beberapa barang dagangan dari Tulangbawang seperti lada masuk
ke Sunda melalui pelabuhan Cheguide(Cigede). Pelabuhan ini dapat dilokalisir
yaitu di situs Kramat, Tangerang dekat muara Sungai
Cisedane (Saptono, 1998).
Dan
kemudian Kesultanan Banten pada awal abad ke-15. Lada asal Lampung kemudian terkenal
ke-seluruh dunia setelah para pedagang Eropa berhasil mengusai Malaka pada
tahun 1511. Para pedagang Eropa akhirnya tahu Lampung adalah sebagai penghasil
komoditas lada terbesar di Nusantara.
Perdagangan
lada Lampung waktu itu mayoritas di monopoli Banten yang memiliki hubungan kekerabatan
dengan Tulangbawang, Keratuan Pugung dan Keratuan Darah Putih. Banten kemudian
membawa lada Lampung masuk Malaka, dari sana lada Lampung masuk pasaran Eropa
dan seluruh dunia. Pada abad pertengahan, lada merupakan raja perdagangan dan
merupakan rempah-rempah yang maha penting dan berharga pada waktu itu. Bahkan di
Eropa, lada merupakan komoditas yang sama berharganya dengan emas. Hingga hari
ini Lampung merupakan penghasil lada terbesar di Indonesia.
No comments:
Post a Comment