Pages

Feb 26, 2015

Memahami Fundamentalisme


Setelah tragedi WTC pada tanggal 11 september 2001orang ramai membicarakan tentang fundamentalime beriring dengan terorisme. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan fundamentalisme. Dalam pengertian klasik fundamentalisme adalah sebuah gerakan anti terhadap pencerahan, anti terhadap masyarakat pluralistik, anti terhadap modernisme baik pada sisi budaya dan politik; terhadap praduga pikiran pribadi, tanggung jawab pribadi, ketidak-pastian, keterbukaan dan kebutuhan akan pembenaran. Istilah ini digunakan sebagai istilah struktural untuk menunjuk pada suatu pengungkungan sistem berpikir dan bertindak pribadi secara sukarela terhadap kritik serta alternatif-alternatif (strategi politik:374). 

Sejarah Fundamentalisme
Istilah fundamentalisme ada pada awal abad 19 ketika serangkaian tulisan keagamaan pada tahun 1910-1915 yang terbit di Amerika Serikat dengan judul “ The Fundamentalism” sub judul tulisan tersebut adalah “ A testimony to truth” atau “Sebuah kesaksian untuk kebenaran”. Tahun 1919, kaum Kristen Protestan yang menerbitkan serangkaian tulisan tersebut mendirikan organisasi yang mendunia yaitu “Worlds Cristian Fundamentals Assosiation”. Tetapi sebenarnya fundamentalisme lahir jauh sebelum itu yaitu pada masa filosof I. Kant yang mendapat tentangan karena memasukkan unsur modernism kedalam agama dan teologi. Waktu itu posisi modernime ditentang oleh fundamentalisme Protestan, Katolik yang menolak masuknya modernisme dalam agama kemudian membatasi agama sebagai penjaga moral. Upaya menjauhkan agama dari modernisme dengan melakukan dogmatisisasi sewenang-wenang kemudian dengan memberikan semacam imunisasi buatan kepada fundamen-fundamen tertentu agar kebal terhadap semua keraguan dan kritik yang timbul. Dalam perspektif sejarah fundamentalisme menjadi sebuah reaksi terhadap keterbukaan yang terjadi.

Pada masa kini ada empat yang menjadi penyebab timbulnya fundamentalisme yang pertama Karena faktor psikologis, mereka yang dilanda ketidakpasian kehidupan modern kemudian mencari sebuah tempat pelarian yaitu kesebuah kepastian yang absolut, mereka adalah yang mempunyai ketidak mampuan untuk menangani sebuah situasi yang terbuka dan beragam atau plural. Yang ke-dua adalah faktor sosial, motif yang berkembang adalah untuk mengamankan identitas sosial dalam sebuah masyarakat yang pluralistis. Selanjutnya adalah faktor politis, motifnya adalah karena kurangnya kesediaan untuk menyesuaikan diri dengan relatifisme politik demokrasi. Dan yang terakhir adalah faktor antropologis, motif yang berangkat dari anggapan bahwa manusia tidak akan dapat eksis tanpa ada suatu alasan yang mendasari keberadaannya.

Gerakan-gerakan fundamentalisme di dunia
Fundamentalisme merebak di seluruh dunia, berkutat pada orientasi relijius saja tapi juga menyangkut etnis. Pada umumya di dunia yang kerap muncul adalah fundamentalisme relijius seperti kerap kali pada agama Islam, tapi sebenarnya juga muncul diseluruh agama di dunia. Seperti fundamentalisme syiah revolusioner Iran, gerakan dibawah Khomaini ini mampu merubah Iran menjadi Negara Islam, fundamentalisme sunni di mesir, gerakan ini bernama Ikwan Al-Muslimin dengan pimpinan awal Hasan Al-Banna, fundamentalisme Hamas di Palestina dan kemudian baru-baru ini merebaknya perlawanan Iraq Syria Islam State atau di sebut gerakan ISIS di Irak dan Suriah.

Gerakan fundamentalisme Kristen yaitu pada kaum Protestan Ulster di Irlandia, fundamentalisme Kristen Prostestan di Amerika Serikat yang terdiri dari fundamentalisme Konservatif dan fundamentalisme jemaat Pantekosta. Kemudian fundamentalisme jemaat Pantekosta di Guatemala, fundamentalisme Comunione e Liberazione (CL) di Italia.

Gerakan fundamentalisme Hindu di India, fundamentalisme Yahudi yang merebak di Israel dan Amerika Serikat, fundamentalisme Budha yang merebak di Srilanka, fundamentalisme Sikh yang merebak di Pakistan dan India, fundamentalisme Shinto di Jepang.
Sedangkan untuk gerakan fundamentalisme di Indonesia tanpak terang yaitu pada masa Presiden Sukarno dibawah pimpinan Karto Suwiryo dan Kahar Muzakar yang menolak sila pertama Pancasila yang tidak berunsur Islam kemudian  memuncak dengan pembentukan Negara Islam Indonesia, pemberontakan itupun ditumpas Sukarno dengan kekerasan. Gerakan fundamentalisme juga memuncak pada masa Suharto yang timbul karena kekecewaan terhadap rezim Suharto yang dianggap juga menjauhkan Negara dengan Islam. Suharto dianggap paranoid atas dukungan yang diberikan untuk menjadikannya sebagai Presiden RI ke-2, gerakan ini juga ditumpas Suharto dengan cara kekerasan, kejam karena  pembantaian oleh militer seperti di Talang Sari Lampung dan Tanjung Priok.   
Penulis : Antoni

No comments:

Post a Comment

 
Selamat Datang Welcome